Langsung ke konten utama

Because result never betray the process - akhirnya emak lulus cumlaude!

Finally..emak ndeso ini punya blog jugak! 😂😂

Tulisan pertama, pengennya cerita perjalanan momi (yang sok-sok'an) menggapai cita-cita..haha
Semoga enggak bosan bacanya, syukur-syukur bisa menginspirasi yang sekedar numpang baca 😘😘

Akhirnya transkrip nilai ini sampai di tangan. Sudah lengkap sama nilai tesis.
Setelah perjuangan selama 2 tahun, rasanya campur aduk!
Terharu banget akhirnya cita-cita lulus s2 bisa tercapai.

Waktu pertama kali mengungkapkan keinginan buat kuliah s2, hanya suami, papa mama, dan kakak-kakak yang mendukung. Yang lainnya, memandang sebelah mata. Tidak sedikit yang nyinyir, banyak juga yang nyindir "ibu rumah tangga buat apa kuliah tinggi2".

Tapi kayak bola bekel, semakin ditekan maka ia akan melambung semakin tinggi. Semakin diremehkan, maka rasanya semakin berambisi.

Waktu itu suami yang menguatkan , meyakinkan bahwa momi bisa, akhirnya tutup telinga dari suara2 yang cuma bikin pening kepala. Suami juga yang nganter wara-wiri, test toefl, test PAPS, nganter berkas ke prodi. Suami juga yang bantuin nyiapin syarat-syarat untuk seleksi beasiswa, nganterin interview, menguatkan saat gagal, dan memberi selamat saat berhasil (thx a lot Jesus).

Hari pertama kuliah, very excited! Ketemu teman baru, adaptasi dengan lingkungan baru, apalagi banyak yang masih muda belia. Tak pernah terpikir bahwa menjadi bagian dari mereka akan semenyenangkan ini (thx again Jesus).

Keluarga LUCA, semacam teman rasa saudara ❤❤❤

Dan dari sekedar teman makan mie ayam, "kitah chinak" (mbak Deni, Lian, Branita, Funny, dan Pre) menjadi teman curhat dan teman nggosip sepanjang masa 😂😂

Menjalani hari-hari sebagai seorang istri, ibu, sekaligus mahasiswa tentu saja menguras emosi dan energi. Tapi selelah apapun, seemosi apapun, sesedih apapun, tetap pilihan ini selalu saja membuat momi bahagia..haha

Untuk pertama kalinya merasa sangat yakin dengan apa yang momi inginkan, menjalaninya sepenuh hati, dan berusaha tidak menyerah menjalani masa yang berat sebagai bentuk dari tanggungjawab.
Ruang kuliah magister bioteknologi cuma ada di lantai 1 dan lantai 3 (tapi 90% kuliah di lantai 3).

Dengan kondisi hamil besar lumayan lah tiap hari naik turun tangga 3 lantai, itung2 buat olahraga 😆😆

Saat-saat ngerjain tugas bareng, belajar kelompok bareng (dimana teman sendiri yang ngajar di depan kelas, yang serasa kuliah kedua) hingga larut malam, buka puasa bareng (meskipun aku gak ikut puasa), nyiapin properti buat expo, jaga stand expo, semuanya berlalu seperti baru kemarin.

Masa-masa kurang tidur karna harus membagi waktu antara nyusuin anak dan ngerjain paper, nyuci, bebersih rumah, mandiin anak, nyuapin si kecil, nyetrika, nyiapin bekal anak2 dan suami, dan bla bla bla lainnya sudah terlewati.

Momen berat pertama kali waktu lagi hamil 5 bulan, aileen opname 1 minggu karna pneumonia. Otomatis pula momi tinggal di rumah sakit selama 1 minggu. Padahal itu minggu ujian.
Alhasil buku2 bahan ujian dibawa ke rumah sakit, tiap aileen tidur disempatin buat belajar (kalo gak sambil nyusuin).

Nitip aileen bentar ke utinya tiap harus ke kampus buat ujian.
Banyak utang budi sama teman-teman "kitah chinak" yang nyempatin datang bawain makanan dan nemenin belajar.

Ps: saat aileen sakit barulah benar2 "ngeh" bahwa "kelebihan" aileen tidaklah seperti anak kecil lainnya yang menghilang seiring berjalannya waktu (usut punya usut ternyata ini keturunan). Bahkan 2x suntik bius tidak bisa membuatnya tidur dan tetap menangis histeris saking banyaknya "nguik-nguik" di rumah sakit yang ngajak dia main (bayangkanlah wajah-wajah nguik-nguik di rumah sakit 😰😰😨😨👻👻).

Aileen bilang ada yang anak kecil, nenek-nenek, dari yang biasa sampai yang seram, dari yang cuma manggil-manggil sampai yang loncat-loncat. Pengennya bawa aileen pulang, tapi gak dikasih ijin sama dokternya. Dalam 2 hari aileen sudah menjadi pasien yang banyak dikenal dan terkenang tidak hanya di kalangan dokter dan suster, tapi juga pasien lain (saking histerisnya kalo nangis). Sampe sekarang kalo ketemu suster atau dokter yang pernah ngerawat aileen pasti komentarnya "oh saya ingat sama adek ini! Yang dibius tapi gak tidur itu kan?". Fiuhhhh...Bener-bener momen yang bikin stress, hingga akhirnya bersama suami sepakat gimana caranya pokoknya indra keenam aileen bisa ketutup! 😭😭😭

Momen berat kedua adalah 1 minggu setelah melahirkan keenan. Perkuliahan semester 2 udah mulai berjalan. Masih bolos karna belum bisa ninggal keenan. Waktu keenan umur 2 minggu, sudah ditinggal kuliah seperti biasa, meskipun kadang gak full seharian (kecuali kalau ada praktikum).

Kalau ada praktikum, bisa di kampus dari pagi banget sampe matahari udah gak kelihatan 😅😅
Bawaannya pun segambreng, gak cuma tas ransel isi jas lab, tapi juga tas pumping. Waktu jeda kuliah (atau bahkan jam kuliah) pasti nyempatin buat mompa asi. Mojok di belakang sambil ditutupin pake jaket. Bahkan ruang sidang di samping kelas berubah namanya jadi ruang pumping gegara sering momi pakai buat tempat mompa asi 😂😂😂

Momen berat ketiga (dan pastinya dialami semua mahasiswa). PENELITIAN TESIS.
Perlu perjalanan panjang hingga akhirnya tim "5cm" terbentuk. Dari semula cuma berempat (momi, Branita, Pre, Ina) hingga akhirnya lengkap berlima (tambah Demas sebagai anggota laki-laki satu-satunya), banyak drama yang kami alami.

Mulai ditolaknya proposal proyek berkali-kali, biaya proyek yang mahalnya bisa buat beli mobil atau DP rumah, mepetnya waktu penelitian, rumitnya metode yang kami pakai, dan sampai rasa bosan karna harus ke kampus dan ke lab tiap hari. Terkadang harus ke kampus sambil gendong keenan kalo dia lagi gak ada yang jagain (untungnya keenan anak baik, gak pernah rewel bahkan saat bimbingan).


Tapi puji Tuhan kami selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, Dana yang mempertemukan kami dengan Prof Rika yang akhirnya bersedia menjadi pembimbing utama. Prof Rika yang memperkenalkan kami kepada dr. Laqif yang bersedia menjadi konsultan sekaligus penguji dalam penelitian kami. dr. Hamim yang luar biasa baik dan bersedia menjadi pembimbing kedua, dengan kata-katanya yang tidak pernah kami lupa "Saya sudah tau jatuh bangunnya kalian seperti apa, jangan menyerah ya!".

Mbak Desti, mas Rio, mbak Dika yang kami kenal secara tidak sengaja di lab Pak Yuli. Sungguh sangat membantu kami berdiskusi karna melakukan penelitian serupa tapi tak sama.
Bahkan teman-teman tim microRNA yang diawal pertemuan tidak terlalu mulus, namun akhirnya menjadi teman diskusi yang sangat baik.


Finally sudah yudisium, tinggal tunggu wisuda (yang masih lama). Semua jerih payah ini terbayar dengan manis. MomiNimoo lulus cumlaude! (Yeyyy 🙌🙌🙌) Namun nilai hanya sekedar angka, proses dalam mencapainya-lah yang terpenting. Proses itulah yang ingin momi contohkan kepada anak-anak kelak.

Bahwa tidak ada hasil yang akan mengkhianati proses.
Bahwa kerja keras pada akhirnya akan berbuah manis.
Bahwa mimpi harus kita realisasikan.
Tak usah pedulikan orang yang nyinyir.
Hidup kita, mimpi kita, bahagia kita, kita sendirilah yang menentukan dan merasakan.

Masih banyak mimpi-mimpi lain yang ingin diwujudkan, hidup cuma satu kali, jika kamu tidak berusaha, maka hanya penyesalan yang akan tersisa pada akhirnya.

Go get ur dream!
Salam emak ndeso.
MomiNimoo.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerimis di Bulan Desember ☔☔☔ - short story

Yogyakarta Desember 2008 "Sudah berapa lama?", tanya Laras. "Enam tahun", jawab Banyu. Mereka berdua terdiam. Tak berani menatap satu sama lain. "Kenapa kamu tidak pernah bilang?" "Karena kamu tidak pernah sendiri." Laras menatap langit sore itu. Gerimis membuat suasana hatinya semakin sendu. Ia tenggelam dalam dunianya sendiri. Mengingat pertemuannya dengan Banyu siang tadi. Enam tahun bukan waktu yang sebentar. Banyu adalah cinta pertamanya, tapi ia hanya berani menatapnya dari jauh. Karena baginya, Banyu terlalu tinggi untuk diraih, terlalu jauh untuk ia sapa. Demikian pula bagi Banyu, Laras bukan seseorang yang mudah ia lupakan. Entah cinta pertama atau bukan, tapi ia selalu menanti. Menanti kesempatan itu datang padanya. Disaat Laras tidak berdua. Karena bagi keduanya, seakan-akan waktu sedang mempermainkan mereka. Laras menghela nafas. Ia membalikkan badannya dan menatap Banyu, "Itu karena terlalu mustahil rasanya jika kamu meny

Aileen's Story (Part 1): Awal Mula

Cerita Aileen berawal dari meninggalnya eyang buyut (yangyut) kakung Aileen (dari garis ayah) tahun 2015. Momi lagi hamil Keenan. Waktu itu Aileen belum genap 2 tahun, tapi dia sudah lancar bercerita. Sewaktu di rumah duka, Aileen sempat bilang sama momi "Ma, itu kenapa yangyut ada dua? Yang satu tidur (di peti), yang satu lagi duduk di (teras) depan". Momi awalnya gak terlalu mikirin, mungkin anak ini cuma ngayal. Sepulang dari rumah duka, malamnya Aileen tidur sama Kakung. Tapi semalaman dia gak mau tidur, malah main terus sambil ngoceh (cerita sendiri) sampai dini hari. Lalu dia mulai rewel, mungkin karena udah ngantuk banget, sambil nangis dia bilang "Udah to kak, aku mau bobok". Gak tau siapa yang dia panggil kakak. Aileen digendong kakungnya pake selendang. Kakung bilang "Udah bobok sekarang, sambil kakung gendong, kamu merem." Aileen merem, tapi masih sambil nangis dia bilang ke kakung "Itu kakak...nakal..tarik-tarik kakiku terus..a